A. KOMPETENSI
- Memahami definisi produk bersama dan produk sampingan
- Memahami definisi biaya produksi bersama
- Memahami akuntansi produk sampingan
- Mampu menghitung alokasi biaya produksi bersama ke produk bersama
B. KONSEP
1.
Produk Bersama dan Produk Sampingan
Produk bersama
dikelompokkan menjadi produk utama (main products) dan produk sampingan
(by product). Bahan baku yang sama diolah melalui proses produksi
bersama (joint process) untuk menghasilkan beberapa jenis produk (joint
product). Contoh: pemrosesan minyak mentah menghasilkan bensin, minyak
pelumas, minyak solar, minyak tanah dan aspal.
Produk utama adalah
produk yang mempunyai nilai jual lebih tinggi dari produk sampingan. Produk
sampingan adalah produk yang mempunyai nilai jual lebih rendah dari produk
utama. Contoh: penggilingan padi menghasilkan beras sebagai produk utama, dan
dedak atau katul sebagai produk sampingan.
Karakteristik produk bersama:
(1)
Pemrosesan produk bersama menghasilkan produk bersama
lainnya pada waktu yang bersamaan. Proses produksi untuk satu jenis produk
secara otomatis diikuti dengan dihasilkannya satu atau lebih jenis produk yang
lain.
(2)
Pemrosesan produk bersama selalu terjadi titik pisah,
yaitu pada saat setiap produk secara individual dapat diidentifikasi dengan
jelas, yaitu dapat diketahuinya produk utama dan
produk sampingan.. Pada titik pisah, setiap produk dapat dijual langsung
atau diproses lebih lanjut.
(3)
Pemrosesan produk bersama menghasilkan produk tertentu
dengan nilai jual yang lebih tinggi dari produk lainnya. Nilai jual produk
merupakan kriteria untuk membedakan produk utama dengan produk sampingan.
Perlakuan suatu jenis sebagai produk sampingan tidak berlaku secara permanen.
Karakteristik
produk sampingan:
(1). Merupakan
hasil sampingan dari proses produksi produk utama, atau hasil dari proses
penyiapan bahan baku sebelum bahan baku
tersebut diproses menjadi produk utama
(2) Produk sampingan diklasifikasi dapat
dijual setelah titik pisah tanpa pemrosesan lebih
lanjut, atau diproses lebih lanjut agar
dapat dijual dengan harga lebih tinggi.
Soal-soal:
a). Perhatikan perusahaan
manufaktur atau industri kecil di sekitar tempat tinggal saudara, identifikasi produk bersama dan produk
sampingannya!
b). Berdasarkan pertimbangan apa produk sampingan perlu diproses lanjut
atau tidak?
2.
Biaya Produksi Bersama / Biaya Bersama
Biaya bersama adalah biaya yang digunakan untuk proses produksi bersama.
Biaya bersama meliputi semua biaya yang terjadi (biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja, BOP) pada
proses produksi bersama sampai terjadinya titik pisah, atau biaya bersama
terjadi sebelum biaya dapat diidentifikasi dengan jelas pada setiap produk.
Tujuan
alokasi biaya bersama adalah untuk perhitungan biaya produk, yang digunakan
untuk penilaian sediaan dan penentuan laba.
Karakteristik
biaya bersama adalah tidak dapat ditelusur secara langsung dan jelas pada
setiap jenis produk yang dihasilkan, sehingga perlu dilakukan alokasi biaya
bersama pada setiap produk tersebut. Contoh: pemrosesan minyak mentah untuk
menghasilkan bensin, minyak pelumas, minyak solar, minyak tanah dan aspal
mengeluarkan biaya bersama yang meliputi biaya eksplorasi, penambangan dan
pengolahan.
3. Akuntansi
Produk Sampingan
Perlakuan
akuntansi produk sampingan ada dua cara, yaitu tidak mendapat alokasi biaya bersama dan mendapat alokasi
biaya bersama.
a.
Produk sampingan tidak mendapat alokasi biaya bersama (biaya bersama dibebankan
semuanya ke produk utama), terdiri atas dua 2 metode, yaitu:
1). Metode
Pendapatan Kotor
Pendapatan kotor dari penjualan produk sampingan
disajikan dalam Laporan Rugi-Laba sebagai pendapatan lain-lain (menambah laba
operasi), menambah penjualan produk utama, mengurangi harga pokok
penjualan produk utama, mengurangi biaya produksi total produk utama,
a).
Pendapatan lain-lain
Contoh:
Penjualan (produk utama 10.000 unit @ Rp100)
Rp1.000.000
Harga Pokok Penjualan:
Sediaan awal (1.000 unit @ Rp85) Rp 85.000
Biaya produksi total (11.000 unit @
Rp85) Rp 935.000
Biaya
barang tersedia untuk dijual Rp1.020.000
Sediaan akhir (2.000 unit @ Rp85) Rp 170.000
Rp 850.000
Laba kotor Rp
150.000
Biaya
pemasaran dan administrasi Rp
50.000
Laba operasi Rp
100.000
Pendapatan
lain-lain:
Penjualan produk sampingan Rp 40.000
Laba sebelum pajak Rp
140.000
Jurnal
pendapatan penjualan produk sampingan:
Kas /
Piutang Dagang Rp40.000
Penjualan produk sampingan Rp40.000
b).
Menambah penjualan produk utama
Contoh:
Penjualan
(produk utama 10.000 unit @ Rp100) Rp1.000.000
Pendapatan
penjualan produk sampingan 40.000
Rp1.040.000
Harga Pokok
Penjualan:
Sediaan awal (1.000 unit @ Rp85) Rp 85.000
Biaya produksi total (11.000 unit @
Rp85) Rp 935.000
Biaya
barang tersedia untuk dijual Rp1.020.000
Sediaan akhir (2.000 unit @ Rp85) Rp 170.000
Rp 850.000
Laba kotor Rp 190.000
Biaya
pemasaran dan administrasi Rp 50.000
Laba operasi Rp 140.000
Jurnal
pendapatan penjualan produk sampingan:
Kas /
Piutang Dagang Rp40.000
Penjualan produk sampingan Rp40.000
c).
Mengurangi harga pokok penjualan produk utama
Contoh:
Penjualan
(produk utama 10.000 unit @ Rp100) Rp1.000.000
Harga
Pokok Penjualan:
Sediaan awal (1.000 unit @ Rp85) Rp 85.000
Biaya produksi total (11.000 unit @
Rp85) Rp 935.000
Biaya
barang tersedia untuk dijual Rp1.020.000
Sediaan akhir (2.000 unit @ Rp85) Rp 170.000
Rp 850.000
Pendapatan penjualan produk
sampingan (Rp 40.000)
Rp 810.000
Laba kotor Rp 190.000
Biaya
pemasaran dan administrasi Rp 50.000
Laba operasi Rp 140.000
Jurnal
pendapatan penjualan produk sampingan:
Kas /
Piutang Dagang Rp40.000
Penjualan produk sampingan Rp40.000
d).
Mengurangi biaya produksi total produk utama
Metode
ini mengakibatkan biaya per unit produk utama berubah, sehingga nilai sediaan
akhir juga berubah.
Contoh:
Sediaan awal per
unit berubah menjadi Rp80, disebabkan biaya produksi produk utama dikurangi
pendapatan penjualan produk sampingan pada periode sebelumnya.
Penjualan
(produk utama 10.000 unit @ Rp100) Rp1.000.000
Harga Pokok
Penjualan:
Sediaan awal (1.000 unit @ Rp80) Rp
80.000
Biaya produksi total (11.000 unit @
Rp85) Rp935.000
Pendapatan penjualan produk
sampingan Rp 40.000
Biaya
produksi neto Rp895.000
Biaya
barang tersedia untuk dijual
(12.000 unit @ Rp 81,25) Rp975.000
Sediaan akhir (2.000 unit @ Rp81,25) Rp162.500
Rp 812.500
Laba kotor Rp 187.500
Biaya
pemasaran dan administrasi Rp 50.000
Laba operasi Rp 137.500
Jurnal
pendapatan penjualan produk sampingan:
Kas /
Piutang Dagang Rp40.000
Biaya Produksi Produk Utama Rp40.000
2). Metode Pendapatan Bersih
Pada metode
ini, pendapatan dari penjualan produk sampingan dikurangi dengan seluruh biaya
yang terjadi setelah titik pisah. Biaya setelah titik pisah meliputi biaya
administrasi, biaya pemasaran dan biaya pemrosesan lebih lanjut produk
sampingan. Pendapatan bersih produk sampingan disajikan dalam laporan Rugi-Laba
sebagai:
a).
Pendapatan lain-lain
b).
Menambah pendapatan penjualan produk utama
c). Mengurangi
harga pokok penjualan produk utama
d).
Mengurangi biaya total produksi produk utama
b. Produk sampingan mendapat alokasi biaya bersama
Biaya
produk sampingan meliputi biaya bersama yang dialokasikan ke produk sampingan
ditambah dengan biaya setelah titik pisah (biaya pemrosesan produk sampingan
lebih lanjut). Metode untuk menentukan jumlah biaya bersama yang dialokasikan
ke produk sampingan ada dua, yaitu:
1). Metode
Biaya Pengganti
Metode ini
diterapkan pada perusahaan yang produk sampingannya digunakan sebagai bahan
dalam proses produksinya, sehingga tidak membeli dari pemasok. Biaya bersama
dialokasikan ke produk sampingan sebesar harga beli atau biaya pengganti produk
tersebut di pasar.
2). Metode
Biaya Reversal / Harga Pasar
Pada metode
ini biaya bersama dialokasikan ke produk sampingan sebesar taksiran biaya produk
sampingan pada saat titik pisah. Taksiran biaya produk sampingan dihitung
dengan cara nilai / harga pasar produk sampingan dikurangi taksiran laba kotor,
taksiran biaya pemasaran, taksiran biaya administrasi dan umum, dan taksiran
biaya proses lanjut produk sampingan. Rumusnya sebagai berikut:
Nilai pasar produk sampingan
xx
Dikurangi:
Taksiran laba
kotor xx
Taksiran biaya
pemasaran xx
Taksiran biaya
administrasi & umum xx
Taksiran biaya proses lanjut xx
xx
Taksiran biaya produk sampingan xx
Contoh:
Elemen Produk
utama Produk sampingan
Biaya
bahan baku Rp3.000.000
Biaya
tenaga kerja langsung 4.000.000
BOP 2.000.000
Total
biaya produksi (40.000 unit) Rp9.000.000
Nilai
pasar (5.000 unit @ Rp100) Rp500.000
Taksiran
laba kotor terdiri atas:
Laba kotor (20% dari harga jual) Rp100.000
Biaya pemasaran & adm (5% dari harga
jual) 25.000
Rp125.000
Rp375.000
Taksiran
biaya produksi setelah pemisahan:
Biaya bahan baku Rp70.000
Biaya tenaga kerja langsung 80.000
BOP 20.000
Rp170.000
Taksiran nilai produk sampingan
saat titik pisah
dikurangkan ke produk utama Rp205.000 *Rp205.000
Biaya produk utama **Rp8.795.000
Ditambah
dengan biaya produksi sesungguhnya
setelah pemisahan Rp 80.000
Biaya produk sampingan Rp285.000
Total
jumlah unit 40.000 5.000
Biaya
produk per unit Rp220 Rp57
Catatan:
Tanda
* adalah taksiran nilai produk sampingan pada saat titik pisah
Tanda
** adalah biaya produk utama setelah dikurangi biaya produk sampingan
Soal-soal:
1).
PT Z menghasilkan produk utama dan produk sampingan.
Biaya produksi bersama sebesar Rp200.000. Setelah titik pisah, dikeluarkan
biaya sebesar Rp150.000 untuk menyelesaikan produk utama, dan Rp5.000 untuk
menyelesaikan produk sampingan. Produk utama memiliki harga pasar sebesar
Rp400.000, sedangkan produk sampingan harga pasarnya sebesar Rp20.000. Tidak
ada sediaan akhir.
Diminta:
a). Metode pendapatan bersih digunakan untuk mencatat
produk sampingan sebagai pendapatan lain-lain dan beban pemasaran serta
administrasi produk tersebut sama dengan nol. Berapa jumlah pendapatan lain-lainnya?
Sajikan dalam laporan Laba-Rugi?
b). Manajemen mengalokasikan beban pemasaran dan administrasi sebesar
Rp2.000 ke produk sampingan dan memperoleh laba kotor sebesar 10% dari harga
jual. Dengan menggunakan metode harga pasar, hitunglah jumlah biaya bersama
yang dialokasikan ke produk sampingan.
2).
PT Y memproduksi satu produk utama dan dua produk
sampingan, A dan B. Untuk bulan April, tersedia data sebagai berikut:
Produk
Utama Produk Sampingan
A B Total
Penjualan Rp75.000
Rp6.000 Rp3.500
Rp84.500
Biaya produksi
setelah titik pisah Rp11.500 Rp1.100 Rp
900 Rp13.500
Beban pemasaran dan
administrasi Rp 6.000 Rp
750 Rp 550
Rp 7.300
Biaya produksi
sebelum titik pisah Rp37.500
Laba yang diperoleh
untuk produk A dan B masing-masing sebesar 15% dan 12%.
Hitung biaya
produksi sebelum titik pisah untuk produk sampingan A dan B menggunakan metode
harga pasar, dan buat laporan LabaRugi yang merinci penjualan dan biaya untuk
setiap produk.
4.
Alokasi Biaya Produksi Bersama pada Produk Bersama
Biaya produksi bersama dialokasikan ke setiap produk bersama menggunakan
metode nilai pasar, rata-rata biaya per satuan, rata-rata tertimbang dan unit
kuantitatif.
a. Metode Nilai Pasar / Nilai Jual Relatif
Metode ini
mengasumsikan bahwa setiap produk yang dihasilkan dalam proses produksi bersama
memiliki nilai jual atau nilai pasar yang berbeda. Perbedaan nilai pasar
disebabkan tingkat pemakaian biaya yang berbeda, produk yang mengkonsumsi biaya
yang tinggi memiliki nilai jual tinggi juga dan sebaliknya.
Contoh:
Biaya
produksi bersama untuk pemrosesan minyak mentah sebesar Rp1.500.000. Proses
produksi bersama menghasilkan secara bersamaan bensin sebesar 50.000 liter,
minyak pelumas sebanyak 30.000 liter dan minyak tanah sebesar 20.000 liter.
Harga jual setiap produk per liter setelah titik pisah adalah bensin Rp5.500,
minyak pelumas Rp3.000 dan minyak tanah Rp1.750. Hitung alokasi biaya
bersamanya!
Produk
Bersama
|
Jumlah
Produk
(liter)
(1)
|
Harga
Jual / Unit
(2)
|
Nilai
Jual (3)=(1)x(2)
|
Nilai
Jual Relatif
(%)
(4)
|
Alokasi
Biaya Bersama (5)=(4)x1.500.000
|
Biaya
/ Unit
(6)=(5)/(1)
|
Bensin
|
50.000
|
Rp5.500
|
Rp275.000.000
|
68,75
|
Rp1.031.250.
|
Rp21
|
Pelumas
|
30.000
|
3.000
|
90.000.000
|
22,5
|
337.500
|
Rp12
|
Minyak tanah
|
20.000
|
1.750
|
35.000.000
|
8,75
|
131.250
|
Rp7
|
Total
|
100.000
|
|
Rp400.000.000
|
100
|
Rp1.500.000
|
|
b. Metode rata-rata biaya per satuan
Metode ini
digunakan jika dari satu proses produksi bersama dihasilkan beberapa produk
dengan kualitas yang berbeda, dan produk bersama yang dihasilkan diukur dalam
satuan yang sama. Penentuan biaya untuk setiap produk dihitung sesuai dengan
proporsi kuantitas masing-masing produk yang dihasilkan.
Contoh:
Berdasarkan
contoh soal diatas, total produksi sebesar 100.000 liter, dengan biaya produksi
rata-rata per liter adalah Rp15 (Rp1.500.000/100.000). Alokasi biaya bersama
sebagai berikut:
Produk
|
Kuantitas
|
Rata-rata
biaya per satuan
|
Alokasi
Biaya Bersama
|
Bensin
|
50.000
|
Rp15
|
Rp750.000
|
Pelumas
|
30.000
|
Rp15
|
450.000
|
Minyak tanah
|
20.000
|
Rp15
|
300.000
|
Total
|
100.000
|
|
Rp1.500.000
|
c. Metode rata-rata tertimbang
Asumsi yang mendasari adalah setiap produk yang dihasilkan dalam proses
produksi bersama memiliki faktor penimbang yang berbeda, seperti tingkat
kesulitan pembuatan produk, waktu yang dikonsumsi, keahlian tenaga kerja,
kualitas produk yang dihasilkan, dll. Penentuan alokasi biaya bersama pada
setiap produk didasarkan atas perkalian jumlah unit produk dengan angka
penimbang, dan hasilnya digunakan sebagai dasar untuk alokasi.
Contoh:
Berdasarkan contoh soal diatas, angka penimbang untuk setiap produk
adalah bensin 3, minyak pelumas 2, dan minyak tanah 1. Alokasi biaya bersamanya
sebagai berikut:
Produk
|
Jumlah
produk
(1)
|
Angka
penimbang
(2)
|
Jumlah
produk x angka penimbang
(3)=(1)x(2)
|
Alokasi
biaya bersama
(4)=(3)/230.000x Rp1.500.000
|
Bensin
|
50.000
|
3
|
150.000
|
Rp978.261
|
Pelumas
|
30.000
|
2
|
60.000
|
391.304
|
Minyak tanah
|
20.000
|
1
|
20.000
|
130.435
|
Total
|
100.000
|
|
230.000
|
Rp1.500.000
|
d. Metode unit kuantitatif
Asumsi
yang mendasari adalah setiap produk yang dihasilkan dalam proses produksi
bersama menggunakan bahan baku sesuai dengan tingkat pemanfaatan bahan baku
yang terdapat pada setiap produk yang dihasilkan. Setiap produk dapat
diidentifikasi sesuai dengan tingkat pemanfaatan bahan baku dalam ukuran satuan
yang sama.
Contoh:
Produk
|
Kuantitas
(1)
|
Persentase
(%)
(2)=(1)/100.000
|
Alokasi
Biaya Bersama
(3)=(2)xRp1.500.000
|
Bensin
|
50.000
|
50
|
Rp750.000
|
Pelumas
|
30.000
|
30
|
450.000
|
Minyak tanah
|
20.000
|
20
|
300.000
|
Total
|
100.000
|
100
|
Rp1.500.000
|
Soal-soal:
1).
PT X memproduksi produk W, X, Y dan Z dari proses
produksi bersama. Tambahan informasi sebagai berikut:
Harga
Pasar
pada Jika Diproses
Lebih Lanjut
Unit Titik Tambahan
Produk Produksi Pisah Biaya Harga Pasar
W 6.000 Rp80.000 Rp7.500 Rp90.000
X 5.000 60.000 6.000 70.000
Y 4.000 40.000 4.000 50.000
Z 3.000 20.000 2.500 30.000
Total 18.000 Rp200.000 Rp20.000 Rp240.000
Dengan menggunakan metode harga pasar, alokasikan total biaya produksi
bersama sebesar Rp160.000 ke setiap produk
2).
PT X mengalokasikan biaya bersama sebesar Rp250.000 ke
produk A, B dan C yang terjadi pada bulan mei 2006
Jumlah Harga Jual Sediaan
Penjualan Per liter BDP akhir
Produk A Rp420.000 Rp2.000 15 liter
Produk B 400.000 1.500 20 liter
Produk C 300.000 1.100 10 liter
Selama bulan Mei 2006 tidak terdapat barang dalam proses awal, tidak ada
proses lanjut, dan PT X menggunakan sistem harga pokok proses. Berdasarkan data
diatas, hitung alokasi biaya bersama dengan menggunakan metode nilai jual dan
unit kuantitatif!
Referensi:
Usry, Carter,
Akuntansi Biaya, Edisi 13, Buku 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2004
Rayburn, L Gayle,
Akuntansi Biaya, dengan Menggunakan Pendekatan Manajemen Biaya, Edisi Keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta,
1999
Suadi, Arief dkk,
Akuntansi Biaya, Penerbit STIE YKPN, Jogjakarta, 2000
Halim, Abdul,
Dasar-Dasar Akuntansi Biaya, Edisi 4, Penerbit BPFE, Jogjakarta, 1999
ini soalnya gk ada kunci jawaban atau cara penyelesaiannya? makasii
ReplyDeleteterima kasih . sangat membantu :)
ReplyDeleteini soal sosalnya sama dikarangan william k. carter
ReplyDeleteini soal sosalnya sama dikarangan william k. carter
ReplyDeleteTerima kasih atas infonya.. Sangat membantu :)
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteTidak membantu, seharusnya ada jawabannya, agar bisa belajar mnandiri.
ReplyDeleteLuar biasa bermanfaat.
ReplyDeleteLuar biasa bermanfaat.
ReplyDelete